Mahasiswi Program Studi Diploma III Kebidanan Angkatan VII Politeknik Banjarnegara melakukan ucap janji dan pemasangan cap profesi, Selasa (24/2). Selain civitas akademika Politeknik Banjarnegara, kegiatan yang diselenggarakan di auditorium Politeknik Banjarnegara tersebut juga dihadiri oleh dinas terkait, orang tua atau wali mahasiswa, Yayasan Dipayuda, Ikatan Bidan Indonesia Cabang Banjarnegara dan tamu undangan dari lahan praktek.
Bupati Banjarnegara yang pada kesempatan tersebut diwakili Assisten Sekda Bidang Administrasi Dra Sri Trisnainingsih, M.Si menyampaikan agar mahasiswi Politeknik Banjarnegara yang telah mengikuti ucap janji dan pemasangan cap profesi tersebut mampu mengembangkan ilmu kebidanan sekaligus memahami profesinya dengan sungguh-sungguh dalam penerapannya atau saat kegiatan praktek. “Kami tunggu kontribusinya untuk mendukung pembangunan Kabupaten Banjarnegara dalam bidang kesehatan khususnya kebidanan,” ungkapnya.
Dirinya berharap kepada mahasiswi khususnya Program Studi Kebidanan agar setelah lulus nanti bisa mengabdikan dirinya dalam masyarakat untuk membangun Banjarnegara, salah satunya dengan ikut membantu memperkecil angka kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir.
Sementara itu Direktur Politeknik Banjarnegara, Prof. Dr. Teguh Supriyanto, M.Hum mengatakan setelah kegiatan tersebut mahasiswi dinyatakan siap terjun dalam dunia kesehatan untuk mengabdi kepada masyarakat dengan profesionalitas yang telah dibangun sejak menjadi mahasiswa. “Ucap janji dan pemasangan cap profesi ini dilaksanakan sebagai awal bagi para mahasiswi Program Studi Kebidanan untuk memperoleh pengalaman lapangan di berbagai lembaga kesehatan baik rumah sakit, klinik bersalin dan sebagainya,” kata Teguh.
Ketua Program Studi Diploma III Kebidanan Politeknik Banjarnegara, Lia Aria Ratmawati, SST, M.Kes mengatakan ucap janji dan pemasangan cap profesi atau yang sering disebut dengan capping day merupakan salah satu syarat untuk melaksanakan praktek lapangan. Melalui pengucapan janji diharapkan kepada mahasiswi dapat memaknainya sebelum turun ke lapangan, sehingga dapat memupuk jiwa kemandirian, kerjasama, kepedulian terhadap sesama serta mempunyai tanggung jawab moral terhadap profesi yang diemban.
Dijelaskan lebih lanjut, praktek lapangan merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh para mahasiswi, dan merupakan kegiatan nyata sebagai aplikasi dari ilmu pengetahuan atau teori ke praktek. “Disini mahasiswa dihadapkan dengan berbagai peraturan dan kode etik yang telah ditentukan dan tidak boleh dilanggar. Oleh karena itu mahasiswa dalam melakukannya harus sungguh-sungguh dan mematuhi segala peraturan yang berlaku,” kata Lia.
Dalam kesempatan tersebut, juga dilakukan pengumuman dan pemberian penghargaan kepada tiga mahasiswi yang meraih Indeks Prestasi (IP) terbaik. yaitu Gita Razzaq Faraidilla dengan IP 3,54, Retno Wulandari dengan IP 3,50 serta Abdaul Khikmah dengan IP 3,48.