Air bersih merupakan kebutuhan hidup yang sangat penting, namun masih banyak masyarakat yang kurang memperhatikan kualitas air bersih yang dikonsumsi. Hal tersebut berpotensi pada timbulnya beberapa permasalahan khususnya di bidang kesehatan yaitu kejadian penyakit berbasis lingkungan yang bersumber atau dibawa oleh air (Waterborn Disease). Untuk itu Politeknik Banjarnegara melalui Program Studi DIII Kesehatan Lingkungan dengan kapasitas laboratoriumnya yang memadai menyelenggarakan pemeriksaan kualitas air bersih sebagai bentuk kontribusi pada kesehatan masyarakat yang dilaksanakan secara periodik setiap tahunnya.
Respon dari masyarakat juga sangat antusias dalam menyambut program ini. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya pendaftar yang mendaftarkan diri. Masyarakat pada umumnya masih awam dalam hal kualitas air secara laboratoris, karena mereka masih hanya menganggap air yang jernih dan tidak berbau saja itu sudah merupakan kriteria air bersih. Dengan program ini masyarakat jadi tahu ada parameter-parameter yang harus dipenuhi persyaratannya agar air bersih itu layak untuk dikonsumsi. Hasil pemeriksaan menunjukkan sebagian besar parameter kualitas air bersih yang dikonsumsi sudah memenuhi syarat baik secara fisik, kimia maupun mikrobiologis. Namun masyarakat tetap harus memperhatikan potensi sumber pencemar di lingkungan sumber air baik jenis mata air maupun sumur. Untuk sumber dari mata air sebaiknya dibuat perlindungan mata air (PMA) yang permanen sehingga terhindar dari kontaminasi agen fisik, kimia, maupun biologi. Sedangkan sumber air dari sumur sebaiknya tidak terlalu dekat tangki septik pembuangan tinja (jarak minimal 10 meter) untuk mencegah pencemaran bakteri patogen. Lantai sekitar sumur juga sebaiknya kedap air untuk mencegah serapan langsung dari permukaan tanah.
Harapan kami dengan terjaganya kualitas air bersih yang dikonsumsi masyarakat akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan menurunkan angka kejadian penyakit berbasis lingkungan.