Capping Day adalah titik awal dari sebuah pelayanan, awal dari sebuah karir dan merupakan awal dari perjalanan hidup yang sesungguhnya. Melalui Capping Day inilah mahasiswa dinyatakan siap terjun dalam dunia kesehatan untuk mengabdi kepada masyarakat dengan profesionalitas yang telah dibangun sejak menjadi mahasiswa.
Capping day ini dilaksanakan sebagai awal bagi para mahasiswa Program Studi Kebidanan untuk memperoleh pengalaman lapangan di berbagai lembaga kesehatan baik rumah sakit, klinik bersalin dan sebagainya.
Demikian dikatakan Direktur Politeknik Banjarnegara, Dr. Tuswadi saat memberikan sambutan dalam Upacara Ucap Janji dan Pemasangan Cap Profesi Angkatan XI Program Studi D3 Kebidanan yang dilaksanakan di Auditorium Kampus, Selasa (12/2). Dirinya berharap para mahasiswa sebagai calon bidan dapat menjunjung tinggi almamater serta mampu melaksanakan isi dari naskah janji yang telah diikrarkan. “Jadilah tenaga kesehatan yang ramah, menyenangkan dan bertanggung jawab,” tegasnya.
Menjadi tenaga kesehatan tidak hanya dituntut untuk memiliki dan meningkatkan kualitas hardskill yang memadai tetapi juga dituntut untuk memiliki softskill yang baik, sehingga kemampuan komunikasi interpersonal skills atau yang berhubungan dengan orang lain dan intra personal skills atau ketrampilan dalam mengatur diri menjadi prima.
Hal yang sama juga disampaikan Ketua Panitia Kegiatan, Dian Nirmalasari, S.SiT, MTr.Keb. Menurutnya, mahasiswa Kebidanan telah dipersiapkan secara matang baik dari segi knowledge, skill dan attitude untuk nantinya melaksanakan tugas sebagai seorang bidan, dan sebelum melaksanakan praktik klinik di lapangan secara simbolis diadakan kegiatan Capping Day atau pemasangan cap profesi dan pengangkatan sumpah dan janji bidan, agar mahasiswa memahami bahwa mereka telah terikat dengan kode etik kebidanan.
“Hari ini merupakan langkah awal bagi mahasiswa untuk siap mengaplikasikan teori dan praktik yang telah didapatkan di bangku perkuliahan, tanda bahwa mahasiswa telah siap untuk melayani pasien yang ditemui selama praktik klinik tanpa membedakan latar belakang sosial, ekonomi, budaya dan kepercayaan,” katanya.